Misi pencarian jati diri ini
merupakan perjalanan panjang yang telah aku lalui hingga saat ini. Ketika
banyaknya pengaruh-pengaruh kehidupan menerpaku, mereka bagai angin yang
menembus pori-pori kulitku. Ada bagian yang tak dapat masuk, mungkin karena aku
membencinya. Namun ada juga yang tetap berusaha keras masuk menerobos.
Aku
memang tak mau banyak berbicara, lebih baik diam, mendengarkan dan sedikit
tersenyum manis. Sedikit bersifat dingin dan stay cool. Karakter kehidupan ini
bukan sengaja diciptakan, namun ia telah melalui banyak hal hingga sampai pada
posisi ini. Terkaan angin, gelombang langit lautan atau apalah itu.
Menjadi
manusia yang seutuhnya bukan hal yang mudah. Terkadang sifat manusia itu harus
dibuang hanya demi mencapai tujuan egoisnya atau karena memang sebuah
keterpaksaan.
Tubuh
dan pikiran ini pada hakikatnya butuh Seorang penuntun. Tetapi, sejak keluar
dari zona alur kehidupan, aku memulai kehidupanku sendiri. Bukan lagi mengikuti
arus, sedikit berbelok dari yang seharusnya bahkan membuatnya mengikuti arah
tujuanku. Semua tak lagi sama, dulu dan sekarang adalah hal yang berbeda.
Penyeselan
datang silih berganti, namun tidak seharusnya disimpan berlarut-larut. Mulut
pun terpaksa harus berbicara lain, berbeda dengan apa yang sedang dirasakan.
Hati tetaplah hati. Seberapa keraspun engkau menutupinya dengan pikiran, tetap
saja akan rapuh jua. Ada saat dimana kita harus menerima dengan ikhlas mengenai
apa yang terjadi. Dengan begitu, semuanya tidak akan terasa berat.
Hal
yang paling sulit adalah ketika dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang
memiliki konsekuensi sama. Mau tidak mau, harus ada yang dikorbankan. Manajemen
waktu adalah seusatu yang sangat penting. Akan lebih baik jika mata ini dapat
memandang jauh kedepan. Beberapa kejadian mungkin dapat diminimalisir.
Aku
adalah orang yang percaya bahwa tiap manusia yang terlahir di dunia ini memiliki
tujuan yang berbeda. Ada alasan yang membuat mereka berada di daratan ini. Dan
alasan itu yang membuatku terus bergelut mencari dan mencari.
Takdir
memang telah dituliskan. Dan lagi, tergantung pada individunya sendiri, entah
mau menerimanya atau menolaknya dan mengambil jalan lain. Hidup adalah pilihan,
dan pilihan itu yang akan menuntun kita ke arah tujuan masing-masing.
Entah
sudah berapa banyak takdir yang kutolak. Aku mungkin harus berjalan sesuai
alur, atau kah membuat jalanku sendiri? Inilah yang mereka sebut sebagai Pilihan.
No comments:
Post a Comment